Jumat, 06 Juni 2008

Master Saeho | SELF | Pengobatan Shaolin | Ali Akbar

Pengobatan ala Shaolin

Selain bela diri, Shaolin ternyata memiliki teknik pengobatan yang sudah berumur ratusan tahun. Salah satunya bernama seni chikung. Teknik ini dipercaya mampu menyeimbangkan yin dan yang dalam tubuh, yang jika dilakukan dengan penuh kesungguhan dan rutin bisa membuat hidup sehat dan bahagia.
Master Saeho, ahli seni chikung mengatakan, kunci kesehatan adalah keseimbangan jiwa. “Kita dikatakan sakit atau tidak sehat ketika kita mempunyai kebimbangan dalam jiwa, tidak merasakan ketenangan, dan tidak bisa berkonsentrasi,” paparnya.
Kondisi seperti itu, menurutnya akan menyebabkan stres, kebimbangan, dan kebingungan dalam diri manusia sehingga penyakit mudah menyerang. Untuk mengatasinya, pengobatan Shaolin dan beberapa tempat lain yang menanamkan tentang meditasi, memfokuskan untuk menemukan jiwa-jiwa yang tenang. Ia menjelaskan bahwa dalam jiwa yang tenang otomatis akan terbentuk rasa dan pikiran yang tenang sehingga bisa melahirkan energi vibrasi positif.
Sebaliknya, jika pikiran tidak tenang, energi vibrasi yang dihasilkan adalah negatif. Akibatnya, adrenalin naik ke otak dan membuat banyak sel-sel otak mati. Hal ini menurutnya akan berimbas kepada sirkulasi jalan darah, denyut jantung, suplai darah ke organ-organ tubuh, kerja organ di lambung, ginjal dan bagian tubuh lainnya. Tempat imbas yang dominan dari energi vibrasi negatif itulah yang lama kelamaan akan menimbulkan suatu keluhan atau penyakit.
Pria kelahiran Mataram, Lombok, 8 Agustus 1975 yang sudah mempelajari teknik pengobatan ala Shaolin selama 20 tahun ini membeberkan bahwa rahasia pengobatan Shaolin adalah menemukan intisari dari penyebab penyakit. “Jadi, asal penyakitnya yang dibenahi,” ujarnya.
Sistem penyembuhan seni chikung sendiri menggunakan prinsip terpadu yang melibatkan lintas disiplin ilmu pengetahuan medis, chikung, akupuntur, herbal, psikologi dan ilmu lain. Semua itu bisa dilihat dari cara mendiagnosis penyakit, mengedepankan diagnosis medis, dan lainnya.
Menurut Saeho, selama pengalaman berpraktiknya, pasien yang datang kebanyakan mengalami gangguan hati, kolesterol tinggi, stres, kanker payudara, kanker paru-paru dan kista. Dijelaskan bahwa rata-rata pasien mengalami gangguan kesehatan karena kurang sadar menjaga pola hidup sehat. “Alhamdulillah setelah diterapi beberapa kali, penyakit mereka bisa sembuh,” papar ayah satu anak ini.
Untuk menyembuhkan pasiennya ada beberapa tahap yang dilakukan Saeho. Pertama, ia mendiagnosis pasien lewat denyut nadi dan getaran medan magnit pasien. Sejurus kemudian ia melakukan palpasi secara akupuntur. Setelah mengetahui bagian atau organ tubuh yang menjadi penyebab gangguan, dia akan melakukan penotokan. Bersamaan dengan itu, ia menyalurkan energi murni ke tubuh pasien.
Transfer energi ini menurutnya untuk membuka saluran energi pasien yang tersumbat dan memperlancar jalan darah. “Sehingga menyeimbangkan yin dan yang,” jelasnya. Pasien yang ditotok biasanya merasakan adanya sentakan atau tersengat listrik tegangan ringan serta hawa panas yang mengalir ke seluruh tubuh. Sebagian lagi akan merasa kesemutan. Perubahan-perubahan itu pertanda aliran darah pasien mulai lancar.
Untuk menjaga kondisi pasien dari pola makan yang mungkin tidak dijaga, ataupun lingkungan yang terpolusi, Saeho akan membekali pasien dengan air minum yang sudah diberi energi untuk dikonsumsi di rumah. Ia juga memberi sebotol minyak antara lain terbuat dari campuran minyak kelapa dan herbal, seperti akar daun dewa, untuk diusap pada pada bagian tubuh yang mengalami gangguan.
Saeho menjelaskan bahwa lamanya penanganan pasien tergantung penyakitnya. Misal untuk kanker yang sudah masuk stadium tiga ke atas, pasien harus melakukan terapi secara rutin, yakni seminggu tiga kali. Namun, jika untuk penyakit biasa seperti salah urat atau keseleo, dua atau tiga kali terapi dirasa sudah cukup.
Untuk mengetahui perkembangan pasiennya, pria yang pernah mengobati istri Sultan Hassanal Bolkiah ini meminta pasien membawa hasil pemeriksaan kesehatan yang baru dari dokter. Tujuannya untuk melihat perubahan yang terjadi setelah pasien menjalani terapi.

Sumber: wwww.AdilNews.com

Master Saeho | SELF | Tai Chi & Shalat | Ali Akbar

Senam Tai Chi dan Gerakan dalam Sholat
Oleh : Master Saeho-Master Lan She Lung


Esensi kompleks yang dihasilkan dari ajaran hidup sesuai dengan hukum alam merupakan kebenaran yang mendalam dari semua agama. Bagaimanapun, esensi ini sangat ditekankan untuk semua ajaran relegius. Esensi yang kompleks yang dihasilkan dari ajaran hidup yang sesuai dengan hukum alam juga menjadi tujuan dari segala ilmu. Ajaran ini bagaikan kunci master (guru) yang dapat membuka semua pintu yang membimbing kita ke arah kebenaran utama dalam tingkat emosi, juga tidak terkunci pada tingkat pikiran sehingga tidak membuat kita tidak skeptis.

Apalagi perkembangan hidup modern sangat pesat di berbagai bidang, ditambah dengan penemuan-penemuan modern yang tidak diragukan lagi mempunyai manfaat bagi semua orang. Namun sayangnya kehidupan psikologis dan perkembangan kepribadian manusia belum setaraf dengan perkembangan teknologi modern. Seperti di Barat misalnya, agama dominan dalam banyak aspek kehidupan, dengan akibat positif dan negatifnya. Agama sebagai pengatur psikologis menawarkan kekuatan psikologis bagi seseorang dan membuat manusia bisa menghadapi problem sehari-hari. Akan tetapi ketika ilmu pengetahuan mulai berkembang pengatur psikologis ini mulai melemah sebagai hasil dari perkembangan intelektualitas. Sehingga akibatnya kehidupan psikologis tidak terlindungi. Pada akhirnya kebingungan mulai muncul dalam berbagai bentuk. Lain halnya dengan dunia Timur, agama sebagai pengatur psikologis yang menjadi pegangan dasar dalam menjalankan kehidupan tetap dipertahankan walaupun penemuan-penemuan teknologi modern mulai berkembang dan semakin canggih, tidak banyak mempengaruhinya dalam menjalankan ritual keagamaan sehari-hari, dengan demikian psikologi dapat terlindungi sehingga ketentraman jiwa tetap terkontrol.

Filosofi Tai-Chi

Keberuntungan dan malapetaka tidak akan datang dengan sendirinya, tetapi datang karena diundang oleh manusia. Pernyataan tersebut mengekspresikan hukum respons terhadap energi universal (alam semesta) sebagaimana dialami oleh nenek moyang kita yang berkembang batinnya. Para guru di masa silam mengajarkan kepada muridnya hukum respons atas energi universal sebagai dasar semua praktik spiritual. Hukum ini mengungkapkan bahwa kalau seseorang harmonis dengan hukum universal manifestasi dari energi fisik, emosi dan mentalnya juga akan harmonis. Jika seseorang melanggar hukum alam, hidupnya akan kacau dan tidak harmonis. Hal ini sesuai dengan firman Allah surat al-Furqan ayat 2, yang artinya: “Allah menciptakan tiap-tiap sesuatu lalu ditetapkan padanya hukum-hukumnya.” Filosofi inilah yang mengilhami terciptanya Tai-Chi, yaitu gerakan yang diprinsipkan pada pola hukum alam.

Dalam prinsipnya Tai-Chi mengungkapkan bahwa tubuh manusia adalah miniatur dari alam semesta, sistem gerakan yang lembut dalam Tai-Chi bertujuan mengarahkan energi individual ke dalam jaringan energi sesuai dengan hukum alam. Ungkapan selanjutnya, kalau tubuh harmonis dengan alam, maka kesehatan fisik akan terjaga pikiran jernih sehingga menjadi tenang dan kuat. Prinsip pertama Tai-Chi menyebutkan bahwa ke-Esa-an adalah akar dari segala gerakan. Dari perspektif kosmologis, ke-Esa-an adalah manifestasi di alam semesta. Dari ke-Esa-an inilah tercipta satu yang bisa dibagi “Yin” dan “Yang” (keseimbangan). Yin dan Yang ini menghasilkan berbagai manifestasi pula. Hal ini dapat diilustrasikan dengan kerjasama dua kaki ketika berjalan. Kedua kaki dapat bergerak dengan harmonis, berselang-seling yang keduanya diatur oleh otak manusia berjalan satu atau esa. Prinsip ini kemudian diterapkan di Tai-Chi yang mengutamakan gerakan lembut dan tenang.

Dalam alam semesta semua gerakan berpola memutar. Bumi berputar pada porosnya ketika mengorbit matahari, matahari pun berputar mengorbit pusat galaksi Milky Way. Dan Milky Way berputar pula mengelilingi alam semesta. Hidup ini pun bersiklus. Tai-Chi merupakan rangkaian gerakan yang memutar dan merefleksikan hukum mikrokosmis. Tai-Chi mengungkap prinsip-prinsip kosmis (hukum alam) yaitu gerakan melingkar yang kemudian menjadi simbol dari Tai-Chi, karena gerakan melingkar atau berputar adalah gerakan yang dinamis dan menghindari titik akhir (puncak), karena puncak itu adalah titik akhir dari pertumbuhan sekaligus awal dari kemerosotan. Tai-Chi yang dilakukan tiap hari akan membangkitkan naluri kemanusiaan kita untuk menemukan rumus alam semesta yang pada akhirnya akan membantu kita dalam mencapai keutuhan, kedamaian, ketenangan jiwa dan kejernihan pikiran, sehingga dengan ini kita dapat menyadari keterbatasn kita sebagai hamba Tuhan yang tidak kekal di dunia ini (apabila mengenal diri maka akan mengenal Tuhannya).

Pengertian Tai-Chi

Tai-Chi terbentuk dalam dua suku kata yaitu Tai dan Chi. Tai mempunyai makna agung, dahsyat (luar biasa) dan Chi mempunyai air hawa murni atau tenaga yang sangat halus yang ada di dalam diri manusia dan dapat dihasilkan melalui latihan Qi Gong (olah nafas), Jadi Tai-Chi adalah kekuatan jiwa yang muncul dari hasil olah nafas dalam diri manusia sehingga keluar dalam bentuk tenaga yang sangat dahsyat secara fisik.

Tai-Chi merupakan meditasi gerak yang menjadi penyeimbang atas meditasi duduk. Untuk mengetahui Tai-Chi lebih dalam, terlebih dahulu kita bahas pengertian meditasi itu sendiri. Meditasi yang sering kita dengar mempunyai pengertian yaitu: sikap menenangkan pikiran dengan cara-cara tertentu di mana pikiran kita sampai menemukan sensasi-sensasi sehingga menimbulkan rasa damai dalam hati untuk mencapai ketenangan jiwa (ruhani).

Meditasi ada dua macam, yaitu meditasi duduk dan meditasi gerak (Tai-Chi). Meditasi duduk ini sebenarnya sudah diperkenalkan oleh Islam jauh sebelum Sidharta Gauthama lahir melalui ajaran Budhi Dharma. Meditasi ini juga sering dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika sebelum dan sesudah diangkat menjadi Nabi dan Rasul, yang pada saat itu disebut dengan berkhalwat dan tahannuts. Beliau melakukan meditasi di Gua Hira, ketika menghadapi masalah yang menimpa diri dan umatnya. Seperti halnya meditasi duduk, meditasi gerak juga sudah ada dalam ajaran Islam yaitu dalam bentuk gerakan shalat.

Jadi sebenarnya Tai-Chi yang kita kenal sebagai suatu ilmu bela diri yang datang dari daratan Cina dengan gerakan-gerakannya yang khas dengan ritme pelan, lembut dan lemah gemulai, ini juga secara tidak disadari oleh umat Islam dalam gerakan shalat lima waktu. Oleh sebab itu secara tersurat Allah mewajibkan shalat kepada hambanya selain untuk menyembahnya juga mengandung nilai-nilai kesehatan bagi orang yang melaksanakannya. Sesuai dengan firman Allah tentang perintah shalat pada surat an-Nisa ayat 103, yang artinya: “Shalat itu adalah fardlu yang telah ditentukan waktunya bagi orang-orang yang beriman.”

Filosofi Air

Air adalah simbol dari para praktisi Tai-Chi yang sempurna, dalam arti yang telah sungguh-sungguh mendalami, menghayati dan mengamalkan ilmunya itu. Hidupnya akan penuh dengan keseimbangan, keselarasan, keharmonisan. Tapi bukan berarti sempurna dengan mutlak. Dalam air terkandung sifat-sifat kebebasan, spontan, kerendahan hati, dan kekuatan dalam daya lenting untuk menerima perubahan tanpa kecemasan dan ketegangan.

Air bersifat mengalah, namun selalu tidak pernah kalah
Air mematikan api dan membersihkan kotoran.
Kalau merasa sekiranya akan dikalahkan, air meloloskan diri
Dalam bentuk uap dan kembali mengembun.
Air merapuhkan besi sehingga hancur menjadi abu
Bilamana bertemu batu arang, dia akan berbelok
untuk kemudian meneruskan perjalanannya kembali.
Air membuat jernih udara sehingga angin menjadi mati
Air memberikan jalan pada hambatan dengan segala kerendahan hati.
Karena dia sadar bahwa tak ada suatu kekuatan apapun
Yang dapat mencegah perjalanannya menuju lautan.
Air menang dengan mengalah, dia tak pernah menyerang
Namun selalu menang pada akhir perjuangannya.

Sumber : the Islamic Shaolin Kung Fu
===========================

Master Saeho | SELF | Kendalikan Stress | Ali Akbar

Master Saeho
Art of Chikung
Kendalikan Stres

Minggu, 7 Agustus 2005
Di kalangan etnis China dikenal satu teknik pelatihan yang dipercaya mampu menyeimbangkan yin dan yang dalam tubuh bernama Art of Chikung. Bila Chikung dilakukan dengan penuh kesungguhan dan rutin, pengalaman menunjukkan mereka bisa hidup sehat dan bahagia sepanjang umurnya.

Manfaat dari olah tubuh Chikung itu, kini mulai ditularkan lewat Master Saeho, Ketua Dewan Guru Seni Pemberdayaan Energi Art of Chikung yang buka praktik di Jalan Kutilang VII Blok M/11, Bintaro Jaya dan Jalan Asem II, Cipete, Jakarta Selatan. Dalam memberi pelatihan, Master Saeho selalu menerapkan konsep hidup sehat Art of Chikung. Konsep-konsep tersebut meliputi pengendalian makan, latihan pernapasan, fisik dan meditasi.

Ia menjelaskan, tubuh chi merupakan fondasi tubuh yang merupakan akar kesehatan dan umur panjang (longevity). Sementara, energi yin adalah sumber kehidupan dan memungkinkan tumbuhnya yang atau tiba-tiba meningkat, perubahan akan tampak pada tubuh yang.

"Jika berlangsung ketidakseimbangan antara dua komponen tubuh itu maka akan terjadi kemerosotan kondisi fisik atau bisa saja salah satu bagian tubuh tidak berfungsi (malafungsi)," kata Master Saeho yang bernama asli Achmad Syaiho.

Ditambahkan, dengan alasan itulah praktisi pengobatan China selalu meluangkan waktu untuk berlatih dan menjaga keseimbangan yin dan yang. Selain itu, mereka juga menjaga persediaan chi agar bersirkulasi dengan baik. "Itulah tujuan utama latihan qigong (chikung)," ujarnya menegaskan.

Secara rinci, Saeho menerangkan program latihan di Art of Chikung. Pertama, program regular yang terdiri dari level 1-3. Pada level 1, peserta dibimbing melaksanakan meditasi art of chikung yang meliputi teknik meditasi perdamaian, pencerahan dan pembangkitan chi.

Pada level 2, lanjutnya, peserta akan diarahkan bermeditasi yin dan yang serta 6 suara penyembuhan (paru-paru, ginjal, hati, limpa, jantung, sistem pengeluaran air). Pada level 3, peserta diarahkan melakukan praktik penyembuhan dan bekal untuk menyelamatkan diri dari tindak kejahatan.

"Program kedua adalah pendalaman, terdiri dari pendalaman meditasi, teknik penyembuhan, dan taichi. Program ketiga adalah program terapan, terdiri dari latihan pengendalian stres, latihan pengendalian berat badan, serta latihan chikung untuk kecantikan," tuturnya.

Sistem penyembuhan art of chikung menggunakan prinsip terpadu yang melibatkan lintas disiplin ilmu pengetahuan medis, chikung, akupuntur, herbal, psikologi dan ilmu lain. Semua itu bisa dilihat dari cara mendiagnosis penyakit, mengedepankan diagnosis medis, dan lainnya.

Sejauh pengalaman Master Saeho, pasien yang datang kepadanya kebanyakan mengalami gangguan hati, kolesterol tinggi, stres, kanker payudara, kista dan fertilitas. Dijelaskan, rata-rata pasien mengalami gangguan kesehatan karena kurang sadar menjaga pola hidup sehat.

Bila ingin berobat pada Master Saeho, Anda dianjurkan mempunyai catatan kesehatan dari dokter. Tujuannya, untuk mencocokkan "diagnosisnya" dengan diagnosis medis.

Pertama, ia mendiagnosis lewat denyut nadi dan getaran medan magnit pasien. Sejurus kemudian ia menelusuri yin dan yang. Pada tahap ini, pasien diminta rileks. Setelah mengetahui bagian atau organ tubuh yang menjadi penyebab gangguan, ia akan melakukan penotokan. Bersamaan dengan itu, ia menyalurkan chi ke tubuh pasien.

"Transfer energi ini untuk membuka saluran energi pasien yang tersumbat," ungkap pria kelahiran Mataram, Lombok, 8 Agustus 1975 ini.

Penotokan tersebut hanya sebatas penekanan-penekanan dengan ujung jari telunjuknya. Namun, saat itu pasien merasakan adanya sentakan atau tersengat listrik tegangan ringan. Pasien juga merasakan hawa panas yang mengalir ke seluruh tubuh. Sebagian lagi akan merasa kesemutan. Perubahan-perubahan itu pertanda aliran darah pasien mulai lancar. Proses penotokan ini dilakukannya selama setengah jam.

Setelah proses penyaluran energi selesai, Master Saeho akan memberikan air botol kemasan yang sudah diberi energi vital untuk dikonsumsi pasien di rumah. Ia juga memberi sebotol minyak, antara lain terbuat dari campuran minyak kelapa dan herbal, seperti akar daun dewa. Minyak tersebut harus dioleskan ke bagian tubuh yang mengalami gangguan, misalnya di daerah perut, kepala, kaki atau tangan.

"Minyak itu berguna untuk menetralisasi yin dalam tubuh, sedangkan air yang telah diberi energi untuk menetralisasi yang. Pasien juga boleh membawa air sendiri untuk selanjutnya diberi kekuatan energi," katanya.

Saeho akan mengadakan kegiatan pengawasan kesehatan secara berkala, serta menganjurkan pasien mengikuti program pelatihan art of chikung di sanggarnya. Selain itu, ia menganjurkan pasien memperbaiki pola hidup dan rajin bermeditasi. Untuk kasus kanker, ia menganjurkan pasien mengonsumsi teh ramuan Lombok yang khusus didatangkan dari Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Untuk memantau perubahan yang dialami pasiennya, ia menganjurkan mereka menjalani 2-3 kali terapi. Dalam setiap pertemuan, pasien diminta membawa hasil pemeriksaan kesehatan yang baru dari dokter. Tujuannya, untuk melihat perubahan yang terjadi setelah pasien menjalani terapi.

Untuk meringankan penderita sesama, pria lulusan Fakultas Ekonomi IAIN, Jakarta ini, tidak memasang tarif khusus. Ia hanya memungut biaya pengganti ongkos pembuatan ramuan minyak sebesar Rp 5.000. Sementara itu, untuk mengganti ongkos kirim teh ramuan dari Lombok, pasien diminta membayar antara Rp 150-300 ribu. (Tri Wahyuni)

Sumber: Suara Karya Online
=====================

Master Saeho | SELF | Art of Chikung | Ali Akbar

Art Of Chikung, Kendalikan Stres & Berat Badan
-------------------------------------------------
Menurut Dr. Yang Jwing Ming, pendiri Yang's Martial Arts Academy di Boston, Amerika Serikat, agar umur panjang, sehat dan bahagia, Anda harus menyeimbangkan yin dan yang dalam tubuh. Latihan Art Of Chikung adalah salah stu caranya.

Menurut Dr. Ming, tubuh chi merupakan fondasi tubuh yang, sekaligus akar kesehatan dan umur panjang (longevity). Sementara, energi yin adalah sumber kehidupan dan memungkinkan tumbuhnya yang atau tiba-tiba meningkat, perubahan akan tampak pada tubuh yang. Jika berlangsung ketidakseimbangan antara dua
komponen tubuh ini, akan terjadi kemerosotan kondisi fisik atau bisa saja salah satu bagian tubuh tidak berfungsi (malafungsi) sebagaimana biasa.

Dengan alasan itulah praktisi pengobatan Cina selalu meluangkan waktu untuk berlatih dan menjaga keseimbangan yin dan yang. Selain itu, mereka juga menjaga persediaan chi agar bersirkulasi dengan baik. Itulah tujuan utama latihan qigong (chikung).

Demikian pula yang dipraktikkan Master Saeho, Ketua Dewan Guru Seni Pemberdayaan Energi Art of Chikung. Dalam memberi pelatihan, Master Saeho selalu menerapkan konsep hidup sehat Art of Chikung. Konsep-konsep tersebut meliputi pengendalian makan, latihan pernapasan, fisik dan meditasi.

Secara rinci, Saeho menerangkan program latihan di Art of Chikung, Pertama, program regular yang terdiri dari level 1-3.

Pada level 1, peserta dibimbing melaksanakan meditasi art of chikung yang meliputi teknik meditasi perdamaian, pencerahan dan pembangkitan chi.
Pada level 2, peserta akan diarahkan bermeditasi yin yang dan 6 suara penyembuhan (paru-paru, ginjal, hati, limpa, jantung, sistem pengeluaran air).
Pada level 3, peserta diarahkan melakukan praktik penyembuhan dan bekal untuk menyelamatkan diri dari tindak kejahatan. Program kedua adalah pendalaman, terdiri dari pendalaman meditasi, teknik penyembuhan, dan taichi. Program ketiga adalah program terapan, terdiri dari latihan pengendalian stres, latihan pengendalian berat badan, serta latihan chikung untuk kencantikan.

Sistem penyembuhan art of chikung menggunakan prinsip terpadu yang melibatkan lintas disiplin ilmu pengetahuan medis, chikung, akupuntur, herbal, psikologi dan ilmu lain. Semua itu bisa dilihat dari cara mendiagnosis penyakit, mengedepankan diagnosis medis, dan lainnya.

Sistem Penyembuhan
Sejauh pengalaman berpraktiknya, pasien yang datang kebanyakan mengalami gangguan hati, kolesterol tinggi, stres, kanker payudara, kista dan fertilitas. Dijelaskan, rata-rata pasien mengalami gangguan kesehatan karena kurang sadar menjaga pola hidup sehat. Bila ingin berobat pada Master Saeho, Anda dianjurkan mempunyai catatan kesehatan dari dokter. Tujuannya, untuk mencocokkan "diagnosisnya" dengan diagnosis medis.

Pertama, ia mendiagnosis lewat denyut nadi dan getaran medan magnit pasien. Sejurus kemudian ia menelusuri yin yang. Pada tahap ini, pasien diminta rileks. Setelah mengetahui bagian atau organ tubuh yang menjadi penyebab gangguan, ia akan melakukan penotokan. Bersamaan dengan itu, ia menyalurkan chi ke tubuh pasien.

"Transfer energi ini untuk membuka saluran energi pasien yang
tersumbat," ungkap pria kelahiran Mataram, Lombok, 8 Agustus 1975 ini.

Penotokan tersebut hanya sebatas penekanan-penekanan dengan ujung jari telunjuknya. Namun, saat itu pasien merasakan adanya sentakan atau tersengat listrik tegangan ringan. Pasien juga merasakan hawa panas yang mengalir ke seluruh tubuh. Sebagian lagi akan merasa kesemutan. Perubahan-perubahan itu pertanda aliran darah pasien mulai lancar. Proses penotokan ini dilakukannya selama setengah jam.

Proses penyaluran energi selesai, ia akan memberikan air botol kemasan yang sudah diberi energi vital, untuk dikonsumsi pasien di rumah. Ia juga memberi sebotol minyak, antara lain terbuat dari campuran minyak kelapa dan herbal, seperti akar daun dewa. Minyak tersebut harus dioleskan ke bagian tubuh yang mengalami gangguan, misalnya di daerah perut, kepala, kaki atau tangan.

"Minyak berguna untuk menetralisasi yin dalam tubuh,
sedangkan air yang telah diberu energi untuk menetralisasi yang. Pasien juga boleh membawa air sendiri untuk selanjutnya diberi kekuatan energi," kata pemilik nama asli Ahmad Syaiho ini.

Saeho akan mengadakan kegiatan pengawasan kesehatan secara berkala, serta menganjurkan pasien mengikuti program pelatihan art of chikung di sanggarnya. Selain itu, ia menganjurkan pasien memperbaiki pola hidup dan rajin bermeditasi. Untuk kasus kanker, ia menganjurkan pasien mengonsumsi teh ramuan Lombok, yang khusus didatangkan dari Mataram, Lombok.

Untuk memantau perubahan yang dialami pasiennya, ia menganjurkan mereka menjalani 2-3 kali terapi. Dalam setiap pertemuan, pasien diminta membawa hasil pemeriksaan kesehatan yang baru dari dokter. Tujuannya, untuk melihat perubahan yang terjadi setelah pasien menjalani terapi.

Untuk meringankan penderita sesama, pria lulusan Fakultas Ekonomi IAIN, Jakarta ini, tidak memasang tarif khusus. Ia hanya memungut biaya pengganti ongkos pembuatan ramuan minyak sebesar Rp. 5.000. Sementara itu, untuk mengganti ongkos kirim teh ramuan dari Lombok, pasien diminta membayar antara Rp 150-300 ribu. (Hendra Priantono)

*Jl. Kutilang VII Blok M/11
Bintaro Jaya Sektor 2
Jakarta Selatan
Telp. 7361834

*Jl. Asem II No.56, Cipete
Jakarta Selatan
Telp.7666587

Sumber: Majalah Nirmala
======================================