Jumat, 06 Juni 2008

Master Saeho | SELF | Pengobatan Shaolin | Ali Akbar

Pengobatan ala Shaolin

Selain bela diri, Shaolin ternyata memiliki teknik pengobatan yang sudah berumur ratusan tahun. Salah satunya bernama seni chikung. Teknik ini dipercaya mampu menyeimbangkan yin dan yang dalam tubuh, yang jika dilakukan dengan penuh kesungguhan dan rutin bisa membuat hidup sehat dan bahagia.
Master Saeho, ahli seni chikung mengatakan, kunci kesehatan adalah keseimbangan jiwa. “Kita dikatakan sakit atau tidak sehat ketika kita mempunyai kebimbangan dalam jiwa, tidak merasakan ketenangan, dan tidak bisa berkonsentrasi,” paparnya.
Kondisi seperti itu, menurutnya akan menyebabkan stres, kebimbangan, dan kebingungan dalam diri manusia sehingga penyakit mudah menyerang. Untuk mengatasinya, pengobatan Shaolin dan beberapa tempat lain yang menanamkan tentang meditasi, memfokuskan untuk menemukan jiwa-jiwa yang tenang. Ia menjelaskan bahwa dalam jiwa yang tenang otomatis akan terbentuk rasa dan pikiran yang tenang sehingga bisa melahirkan energi vibrasi positif.
Sebaliknya, jika pikiran tidak tenang, energi vibrasi yang dihasilkan adalah negatif. Akibatnya, adrenalin naik ke otak dan membuat banyak sel-sel otak mati. Hal ini menurutnya akan berimbas kepada sirkulasi jalan darah, denyut jantung, suplai darah ke organ-organ tubuh, kerja organ di lambung, ginjal dan bagian tubuh lainnya. Tempat imbas yang dominan dari energi vibrasi negatif itulah yang lama kelamaan akan menimbulkan suatu keluhan atau penyakit.
Pria kelahiran Mataram, Lombok, 8 Agustus 1975 yang sudah mempelajari teknik pengobatan ala Shaolin selama 20 tahun ini membeberkan bahwa rahasia pengobatan Shaolin adalah menemukan intisari dari penyebab penyakit. “Jadi, asal penyakitnya yang dibenahi,” ujarnya.
Sistem penyembuhan seni chikung sendiri menggunakan prinsip terpadu yang melibatkan lintas disiplin ilmu pengetahuan medis, chikung, akupuntur, herbal, psikologi dan ilmu lain. Semua itu bisa dilihat dari cara mendiagnosis penyakit, mengedepankan diagnosis medis, dan lainnya.
Menurut Saeho, selama pengalaman berpraktiknya, pasien yang datang kebanyakan mengalami gangguan hati, kolesterol tinggi, stres, kanker payudara, kanker paru-paru dan kista. Dijelaskan bahwa rata-rata pasien mengalami gangguan kesehatan karena kurang sadar menjaga pola hidup sehat. “Alhamdulillah setelah diterapi beberapa kali, penyakit mereka bisa sembuh,” papar ayah satu anak ini.
Untuk menyembuhkan pasiennya ada beberapa tahap yang dilakukan Saeho. Pertama, ia mendiagnosis pasien lewat denyut nadi dan getaran medan magnit pasien. Sejurus kemudian ia melakukan palpasi secara akupuntur. Setelah mengetahui bagian atau organ tubuh yang menjadi penyebab gangguan, dia akan melakukan penotokan. Bersamaan dengan itu, ia menyalurkan energi murni ke tubuh pasien.
Transfer energi ini menurutnya untuk membuka saluran energi pasien yang tersumbat dan memperlancar jalan darah. “Sehingga menyeimbangkan yin dan yang,” jelasnya. Pasien yang ditotok biasanya merasakan adanya sentakan atau tersengat listrik tegangan ringan serta hawa panas yang mengalir ke seluruh tubuh. Sebagian lagi akan merasa kesemutan. Perubahan-perubahan itu pertanda aliran darah pasien mulai lancar.
Untuk menjaga kondisi pasien dari pola makan yang mungkin tidak dijaga, ataupun lingkungan yang terpolusi, Saeho akan membekali pasien dengan air minum yang sudah diberi energi untuk dikonsumsi di rumah. Ia juga memberi sebotol minyak antara lain terbuat dari campuran minyak kelapa dan herbal, seperti akar daun dewa, untuk diusap pada pada bagian tubuh yang mengalami gangguan.
Saeho menjelaskan bahwa lamanya penanganan pasien tergantung penyakitnya. Misal untuk kanker yang sudah masuk stadium tiga ke atas, pasien harus melakukan terapi secara rutin, yakni seminggu tiga kali. Namun, jika untuk penyakit biasa seperti salah urat atau keseleo, dua atau tiga kali terapi dirasa sudah cukup.
Untuk mengetahui perkembangan pasiennya, pria yang pernah mengobati istri Sultan Hassanal Bolkiah ini meminta pasien membawa hasil pemeriksaan kesehatan yang baru dari dokter. Tujuannya untuk melihat perubahan yang terjadi setelah pasien menjalani terapi.

Sumber: wwww.AdilNews.com

Tidak ada komentar: